Kamis, 18 Desember 2008

Mengelola Uang Keluarga?

Sahabat...
anda pernah ditawari keluarga untuk mengelola bisnis mereka?
atau anda pernah berfikir bahwa keluarga anda harus mempunyai side income?
dan parahnya hanya anda yang mempunyai pemikiran itu?

tidak apa-apa, itu adalah sebuah kewajaran, normal dan sangat luar biasa, justru kalau anda tidak mempunyai pikiran tersebut maka anda termasuk anggota keluarga yang tidak peduli keluarga mungkin, atau keluarga anda sudah sangat mapan sehingga tidak sama sekali membutuhkan pemikiran tersebut...abaikan saja tulisan ini....

setiap orang/anggota keluarga mempunyai kemampuan menghasilkan yang sama hanya minat dan kemampuan untuk mengasahnya yang kadang masih kurang...
anda melihat itu sebagai peluang, modal yang tak tersentuh dan harus diputar, maka bertindaklah (Action) karena nonsense kalau ada ide tanpa action...

apa saja, everything...lakukan sesuai ide positif anda, soal hasil wallohu a'lam....let's go and let's god do.....ada komunitas yang saya sendiri berasal dari sana, namanya TDA (Tangan Di Atas) komunitas orang-orang dengan komitmen tinggi untuk menjadi pemberi gaji,daripada menjadi TDB (Tangan Di Bawah) penerima gaji~Insya Allah akan dibahas lain waktu tentang TDA.
mereka sangat memegang prinsip yang sering mereka sebut sebagai RBDSAPP (Reason-Believe-Dream-Strategy-Action-Persistence-Pray)

tak apa modal yang anda kelola adalah bukan modal pribadi, sambil jalan kita berusaha menyisihkan hasilnya untuk kita jadikan modal pribadi.
kenapa ragu? pada dasarnya yang penting anda punya kemampuan dan kemauan...hebatnya lagi keduanya bener-bener bisa diasah dan dilatih sesuai kondisi.....
mudah bukan?

nomer satu yang harus anda lakukan adalah buat list ide, buat progressnya dan tinggal buat action plan anda....hebat kan?

memang agak susah merubah pola pikir kita untuk menjadi penjual...
inget nggak tentang pelajaran SD kita dulu?
sewaktu belajar membaca, kita selalu didikte "Ibu membeli sayur di pasar"
kenapa pembuat kurikulum dulu tidak mengajarkan "Ibu menjual sayur di pasar"?
secara tidak sadar kita sudah didoktrin untuk menjadi pembeli, konsumen, kita jarang sekali dilatih untuk menjadi penjual, pebisnis, pengusaha, enterpreneur...
iya kan?

rubahlah pola pikir anda, dan jadilah orang yang penuh semangat sehingga keberadaan kita diperhitungkan orang lain, berguna bagi orang lain insya Allah....

bayangkan saja, tetangga saya di kampung nun jauh di sana 40 tahun menjadi pedagang, penjual pakaian di beberapa pasar tradisional (beliau mempunyai beberapa loss pasar), single parent, menghidupi 4 anaknya dan menguliahkan mereka hingga sukses...sampai sekarang beliau masih menekuni pekerjaannya....
pernah saya mendengar pernyataannya ketika ditanya apa sekarang masih cukup hasil berdagang untuk kehidupan beliau?dengan santai beliau mengisahkan, kadang omset yang didapat habis untuk transport dan gaji karyawan hariannya, dalam sehari jualan beliau kadang tak dapat apa-apa bahkan hasil jualannya pas untuk gaji karyawannya dalam satu hari...tapi apa itu membuatnya jera? tidak.. beliau berujar bahwa beliau senang karena karyawan yang dia bayar sehari itu sangat bahagia menerima gajinya, berbagi dengan anak-anaknya....subhanallah...ternyata pedagang tradisional nan sederhana tersebut masih jauh pemikirannya dibandingkan dengan kita yang sudah merasa paling pinter...(baca artikel sebelumnya)
masih ada keraguan sahabat?

yakinlah, Allah tidak akan memutus rizqi kita hanya karena kita keluar dari pekerjaan kita.....rizqi yang lebih banyak dan lebih toyyiban ada di luar sana......amin..

semoga menginspirasi..
salam hangat..
firdaus
Happyhanduk.blogspot.com (aneka handuk)
rabbani-cikupa.blogspot.com (kerudung instant)
potlotshop.blogspot.com (Alat Tulis Kantor)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar